Oleh : Dr. Ajang Kusmana, M.Ag.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir sampai matahari terbit kemudian diikuti dengan shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah." dia (Anas RA) berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sempurna, sempurna, sempurna."
(HR Tirmizi No: 535) Status: Hadis Hasan
Hadits tersebut mengabarkan ada amalan ringan yang tidak berbiaya, mudah dilaksanakan, tidak menyita waktu, tidak perlu Persiapan ekstra karena dilaksanakan berentetan dengan shalat fardhu Shubuh, tetapi keutamaannya istimewa, yaitu sebanding dengan pahala haji dan umrah sekaligus.
Shalat tersebut orang menamakannya dengan shalat Isyraq, shalat Syuruq, shalat Awabin, dan shalat Dhuha. Saya lebih condong menyebutnya dengan shalat Dhuha, karena dilaksanakannya memang diwaktu Dhuha, yaitu waktu setelah terbit matahari setinggi dua meter. Sementara waktu ketika matahari terbit itu adalah waktu yang terlarang untuk shalat sunah apapun jenisnya.
Shalat Dhuha diawal waktu ketika mengharapkan pahala keutamaan haji dan umrah syaratnya adalah
1. Untuk shalat Shubuhnya berjamaah di masjid
2. Setelah shalat Shubuh tidak keluar dari masjid
3. Dilaksanakan stelah masuk waktu Dhuha
4. Jumlah rakaat minim dua rakaat dan maksimal delapan rakaat
5. Dilaksanakan sendiri sendiri (tidak berjamaah)
Ketika shalat Dhuha diawal waktu tersebut dilaksanakan, sekalipun mendapat keutamaan setara haji dan umrah, untuk kewajiban haji nya tetap melekat. Jadi shalat Dhuha awal waktu tersebut tidak menggugurkan kewajiban haji seseorang.
Keutamaan Hadits tersebut adalah
1. Ganjaran pahala berganda sentiasa disediakan kepada setiap Muslim yang menunaikan solat berjamaah di masjid khususnya Shalat Shubuh yang dilanjutkan dengan menunggu shalat Dhuha diawal waktu
2. Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir (Dzikir, membaca al-Quran, mendengarkan taklim dan lain-lain) sampai matahari terbit dua meter kemudian diikuti dengan shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.
3. Rasulullah mengulangi tiga kali kalimat "Sempurna" (dianugerahkan ganjaran pahala haji dan umrah yang sempurna). Namun, bukan bererti orang yang telah melakukannya tidak wajib lagi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika berkemampuan.
4. Waktu awal solat Dhuha adalah sekitar 15 minit setelah matahari terbit. Jangan shalat ketika matahari terbit karena itu waktu yang dilarang untuk Shalat apapun, tunggulah hingga matahari terbit perkiraan bila di meniti kisaran paling cepat 15 menit atau paling lama 25 menit setelah matahari terbit. Jadi jangan begitu alarm bunyi tanda masuk shalat Dhuha lalu segera shalat dua rakaat, tetapi untuk ihtiyat (kehati-hatian) sebaiknya diundur sekitar 5 menit dari bunyi alarm tersebut.
5. Waktu utama mengerjakan solat Dhuha adalah waktu matahari semakin panas ketika unta bangun karena kehangatannya, Dalilnya adalah,
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ ».
Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahawa selain waktu yang mereka kerjakan ini, ada waktu yang lebih utama. Rasulullah bersabda, “(Waktu terbaik) shalat AWWABIN (nama lain untuk shalat Dhuha yaitu shalat untuk orang yang taat atau kembali untuk taat) adalah ketika anak unta merasakan terik matahari. (Sekitar jam 08. 30 sampai dengan jam 10.00)
Ayo rebut peluang pahala haji dan umrah dengan memelihara shalat berjamaah Shubuh di masjid kemudian duduk beriktikaf dengan mendengar pengajian atau majlis ilmu, membaca al-Quran atau berzikir hingga masuk waktu untuk shalat sunat Dhuha sebelum pulang ke rumah. Ambillah peluang seminggu sekali pada waktu libur tidak berangkat kerja, dan kepada seluruh Takmir masjid selenggarakan kajian untuk menunggu shalat AWWABIN tersebut, semoga Anda semua menjadi jalan untuk orang orang yang berminat mendapatkan keutamaan HAJI dan UMRAH sekaligus.
Ayo berlomba lomba lah dalam kebaikan, senyampang ada kesempatan. Ayat yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَافَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
wa likulliw wij-hatun huwa muwalliihaa fastabiqul-khoiroot, aina maa takuunuu ya`ti bikumullohu jamii'aa, innalloha 'alaa kulli syai`ing qodiir
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)
Read more ...
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir sampai matahari terbit kemudian diikuti dengan shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah." dia (Anas RA) berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sempurna, sempurna, sempurna."
(HR Tirmizi No: 535) Status: Hadis Hasan
Hadits tersebut mengabarkan ada amalan ringan yang tidak berbiaya, mudah dilaksanakan, tidak menyita waktu, tidak perlu Persiapan ekstra karena dilaksanakan berentetan dengan shalat fardhu Shubuh, tetapi keutamaannya istimewa, yaitu sebanding dengan pahala haji dan umrah sekaligus.
Shalat tersebut orang menamakannya dengan shalat Isyraq, shalat Syuruq, shalat Awabin, dan shalat Dhuha. Saya lebih condong menyebutnya dengan shalat Dhuha, karena dilaksanakannya memang diwaktu Dhuha, yaitu waktu setelah terbit matahari setinggi dua meter. Sementara waktu ketika matahari terbit itu adalah waktu yang terlarang untuk shalat sunah apapun jenisnya.
Shalat Dhuha diawal waktu ketika mengharapkan pahala keutamaan haji dan umrah syaratnya adalah
1. Untuk shalat Shubuhnya berjamaah di masjid
2. Setelah shalat Shubuh tidak keluar dari masjid
3. Dilaksanakan stelah masuk waktu Dhuha
4. Jumlah rakaat minim dua rakaat dan maksimal delapan rakaat
5. Dilaksanakan sendiri sendiri (tidak berjamaah)
Ketika shalat Dhuha diawal waktu tersebut dilaksanakan, sekalipun mendapat keutamaan setara haji dan umrah, untuk kewajiban haji nya tetap melekat. Jadi shalat Dhuha awal waktu tersebut tidak menggugurkan kewajiban haji seseorang.
Keutamaan Hadits tersebut adalah
1. Ganjaran pahala berganda sentiasa disediakan kepada setiap Muslim yang menunaikan solat berjamaah di masjid khususnya Shalat Shubuh yang dilanjutkan dengan menunggu shalat Dhuha diawal waktu
2. Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir (Dzikir, membaca al-Quran, mendengarkan taklim dan lain-lain) sampai matahari terbit dua meter kemudian diikuti dengan shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.
3. Rasulullah mengulangi tiga kali kalimat "Sempurna" (dianugerahkan ganjaran pahala haji dan umrah yang sempurna). Namun, bukan bererti orang yang telah melakukannya tidak wajib lagi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika berkemampuan.
4. Waktu awal solat Dhuha adalah sekitar 15 minit setelah matahari terbit. Jangan shalat ketika matahari terbit karena itu waktu yang dilarang untuk Shalat apapun, tunggulah hingga matahari terbit perkiraan bila di meniti kisaran paling cepat 15 menit atau paling lama 25 menit setelah matahari terbit. Jadi jangan begitu alarm bunyi tanda masuk shalat Dhuha lalu segera shalat dua rakaat, tetapi untuk ihtiyat (kehati-hatian) sebaiknya diundur sekitar 5 menit dari bunyi alarm tersebut.
5. Waktu utama mengerjakan solat Dhuha adalah waktu matahari semakin panas ketika unta bangun karena kehangatannya, Dalilnya adalah,
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ ».
Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahawa selain waktu yang mereka kerjakan ini, ada waktu yang lebih utama. Rasulullah bersabda, “(Waktu terbaik) shalat AWWABIN (nama lain untuk shalat Dhuha yaitu shalat untuk orang yang taat atau kembali untuk taat) adalah ketika anak unta merasakan terik matahari. (Sekitar jam 08. 30 sampai dengan jam 10.00)
Ayo rebut peluang pahala haji dan umrah dengan memelihara shalat berjamaah Shubuh di masjid kemudian duduk beriktikaf dengan mendengar pengajian atau majlis ilmu, membaca al-Quran atau berzikir hingga masuk waktu untuk shalat sunat Dhuha sebelum pulang ke rumah. Ambillah peluang seminggu sekali pada waktu libur tidak berangkat kerja, dan kepada seluruh Takmir masjid selenggarakan kajian untuk menunggu shalat AWWABIN tersebut, semoga Anda semua menjadi jalan untuk orang orang yang berminat mendapatkan keutamaan HAJI dan UMRAH sekaligus.
Ayo berlomba lomba lah dalam kebaikan, senyampang ada kesempatan. Ayat yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَافَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
wa likulliw wij-hatun huwa muwalliihaa fastabiqul-khoiroot, aina maa takuunuu ya`ti bikumullohu jamii'aa, innalloha 'alaa kulli syai`ing qodiir
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)